Jaman dahulu kala, saat kerajaan madangkara masih berdiri dengan gagahnya dan Raja Brama kumbara masih berjaya dengan ilmunya “ajian serajiwa” beserta adiknya, Pandekar Mantili dengan “pedang setan”, berdua……hmm kayaknya sama pasukannya dech dan teman-temannya, menumpas segala bentuk kejahatan yang ada dimuka bumi (digambar hidup or layar tancep, itu yg saya tonton heheh)……dan muncullah perempuan cantik super genit si Lasmini, perempuan menggoda iman semua pendekar pria…..Sang Raja Brama Kumbara pun tak luput dari godaannya, kemudian mereka menjalin hubungan (kayaknya sech)………………………………………………………………………………………………………………..
Waktu terus berjalan dan berganti. Dan lahirlah bayi diberi nama Kurt Cobain. Musisi muda penuh fenomena. Seorang muda yang begitu bergelora jiwanya, musik adalah jalan hidupnya. Menjadi seorang “star” adalah impiannya. Seorang muda yang begitu hidup dengan musiknya. Menjadikan musik sebagai backgroundnya (kayaknya I mbolak-mbalik ya). Kurt cobain, dia datang sebagai teman, dia datang sebagai musuh (so, nobody can’t forget him). Kurt cobain adalah sosok musisi yang beda. “Come as you are, as you were, as I want you to be, as a friend, as a trend, as an old enemy……………”
Waktu terus berganti tapi tetap sama, musim kemusim namanya tak berganti. Dari musim kemarau trus musim penghujan, musim kemarau lagi. Saat tiba giliran musim penghujan, angin begitu dingin, halilintar dan petir bersautan bagai musik yang syahdu. Bulan terakhir, aku lahir dan tumbuh, tumbuh, tumbuuuh, huaaaahaaaahahahh huachiii!!!! sorry lagi masuk angin. “I’m so happy cuz today I’ve found my friend, I’m so ugly but thats ok, cuz so are you…………..